Kemenangan Persib Rabu malam tanggal 5 Juli 2017 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api harus tercoreng oleh oknum bobotoh yang melakukan pelemparan pada saat pertandingan masih berlangsung dan juga setelah berakhirnya pertandingan. Adanya pelemparan botol ke arah pemain lawan sangat discungkan jariayangkan di tengah euphoria kemenangan. Meskipun pelemparan tersebut salah satu penyebabnya adalah dadanya provokasi dari kapten tim PSM yang mengacungkan jari tengah dan juga salam The Jak kea rah bobotoh. Hal itulah yang membuat sebagian bobotoh terpancing emosinya untuk melakukan pelemparan, dan bukan hanya Hamka Hamzah saja yang kena sasaran tapi seluruh elemen Tim Juku Eja. Walaupun masih bisa diredam oleh aparat keamanan, tapi tetap saja kejadian tersebut telah mencoreng nama bobotoh dan pada akhirnya bobotoh secara keseluruhan lah yang dirugikan, termasuk Persib yang di bebrapa laga selalu mendapatkan hukuman berupa dednda karena telah melanggar tata tertib yang telah ditentukan oleh PSSI.
Mencermati kejadian tersebut, ada baiknya semua elemen melakukan introspeksi dan juga evaluasi agar tidak terulang kembali. Sebenarnya saat ini bobotoh sudah lebih dewasa ddibandingkan dulu, namun tetap saja yang namanya oknum dimana saja selalu ada termasuk dalam tubuh bobotoh sendiri. Bisa dipastikan oknum yang melakukan pelemparan hanyalah segelintir orang saja. Masih banyak bobotoh yang bisa bersikap dewasa dalam meyikapi kejadian kemarin malam. Kreativitas dan loyalitas bobotoh dalam mendukung Persib Bandung sudah tidak diragukan lagi. Menyikapi adanya pelemparan di pertandingan kemarin, seyogyanya pihak panpel lebih memerketat lagi keamanan di stadion, terutama masalah botol minuman yang sering digunakan oleh oknum bobotoh untuk melakukan pelemparan ke arah pemain lawan, padahal saat masuk ke stadion setiap bobotoh di periksa. Ketika ada yang kedapatan membawa air minum dengan botol kemasan pihak panitia dan dibantu aparat kepolisian langsung menyuruh untuk menuangkan air tersebut ke plastik.
Pengamanan yang dilakukan oleh panpel dan pihak keamanan yang dilakukan di area gerbang masuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api seakan sia-sia saja karena buktinya di dalam masih banyak penjual air dengan kemasan botol, sehingga boboth dengan mudah mendapatkannya. Selain itu masih banyak juga yang berhasil membawa air kemasan tersebut dari luar. Hal ini bisa saja terjadi karena mungkin tidak sebandingnya antara bobotoh yang hadir dan panpel dan juga pihak keamanan yang berjaga. Andaisaja masalah botol air ini tidak sama sekali bisa masuk atau setidaknya bisa diminimalisir, mungkin kejadian pelemparan botol tidak akan terjadi. Hal itu menjadi PR besar bagi panpel untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya untuk dapat menemukan solusi seerta formula yang tapt dalam menanggulangi masalah pelemparan yang terjadi.