Makanan adalah penyebab utama alergi pada anak. Biasanya anak-anak sudah mulai merasakan alergi terhadap makanan-makanan tertentu pada umur yang masih belia, bahkan ketika belum genap berumur 1 tahun. Orang tua sebagai pengawas utama anak-anak, harus menjauhkan anak dari makanan yang menyebabkan alergi. Dengan tujuan utama agar alergi anak tidak kambuh dan menyebabkan kondisi anak menjadi terganggu. Apabila alergen (pemicu alergi) tidak sengaja termakan oleh anak, anak dapat mengalami berbagai gejala seperti sakit perut, gatal, muntah, bengkak, ruam dan juga sesak nafas.
Banyak sekali makanan yang bisa menyebabkan alergi. Beberapa contohnya adalah telur, seafood (ikan, kepiting, udang, kerang), susu, kacang-kacangan dan bisa juga berupa sayur serta buah. Berikut akan dijelaskan beberapa macam alergi pada anak terkait makanan.
1. Alergi Telur. Banyak sekali anak-anak yang memiliki alergi terhadap telur. Padahal telur adalah salah satu sumber protein yang terbilang murah dan mudah didapatkan. Maka dari itu, bayi tidak disarankan untuk mengkonsumsi telur untuk mencegah bayi terkena alergi dari zat-zat di dalam telur yang bisa memicu timbulnya alergi. Untuk mencegah agar anak-anak tidak alergi terhadap telur, anda harus memasak telur hingga matang. Jangan sampai memberikan telur setengah matang kepada anak-anak. Namun jika anak masih mengalami reaksi alergi terhadap telur, lebih baik untuk mencari sumber protein lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Contohnya dari susu, daging sapi, daging ayam, ikan ataupun olahan kedelai seperti tahu dan tempe.
2. Alergi Seafood. Makanan laut yang sering menimbulkan reaksi alergi terhadap anak-anak adalah kerang, udang, ikan dan juga kepiting. Karena makanan laut seperti contoh yang sudah disebutkan tadi mengandung senyawa peptida yang diduga adalah penyebab alergi (alergen). Apalagi ketika ikan yang dimakan sudah tidak segar, karena makanan laut yang tidak segar bisa membentuk histamin yang muncul karena pertumbuhan mikroba yang kemudian menguraikan histidin pada ikan. Histamin inilah yang juga menjadi salah satu alergen. Untuk mencegah agar anak tidak alergi, maka anda harus membeli makanan laut yang segar.
3. Alergi Susu. Anak yang alergi susu tidak hanya banyak terjadi di luar negeri seperti Amerika, tapi juga di Indonesia. Namun biasanya ketika anak alergi terhadap susu, reaksi yang muncul tidak akan langsung terlihat. Butuh kontak bekali-kali dengan susu (minum susu) sebelum akhirnya anak mengalami diare, gatal-gatal dan juga ruam. Anda bisa mengganti susu sapi dengan susu kedelai untuk memenuhi kebutuhan gizi anak agar tumbuh kembangnya tidak terhambat. Perlu diingat bahwa alergi terhadap susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa. Karena intoleransi laksota muncul karena adanya permasalahan pada enzim latase pada anak. Sedangkan alergi susu sapi disebabkan karena protein yang terkandung di dalam susu sapi yang menjadi pemicu timbulnya alergi.
Untuk mencegah reaksi tidak diinginkan, anda bisa membuatkan bekal untuk anak anda. Sehingga ketika di sekolah, anak tidak akan jajan sembarangan. Selain itu anda juga harus menjelaskan kepada anak terkait kondisinya yang memiliki alergi terhadap makanan jenis tertentu dan anak harus menghindari atau tidak boleh memakannya kalau tidak ingin reaksi alergi muncul. Bisa jadi anak tergiur untuk mencoba makanan yang sebenarnya tidak baik untuk kondisi kesehatannya. Misalkan anak alergi susu sapi, tapi anak ingin sekali makan es krim. Agak susah rasanya bagi anak untuk menahan diri agar tidak makan es krim.