Adanya penyakit kanker yang menyerang sebagian orang bisa dikarenakan beberapa factor. Prosentasi sebuah penyakit kanker dapat kambuh bisa diketahui dengan melakukan penelitian. Salah satu pihak yang melakukan penelitian tentang hal ini adalah seorang doctor dari universitas terbaik di Indonesia.
Adanya penyakit kanker yang menjadi latar belakang penelitian, menciptakan sebuah tujuan yang mulia. Yaitu untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi kepada para penderita kanker khusunya di Indonesia. Perlu diketahui bahwa salah satu kanker ovarium adalah kanker yang lebih ganas jika dibandingkan dengan kanker serviks. Seperti yang sudah banyak diketahui oleh khalayak umum, kedua kanker tersebut akhir-akhir ini sedang banyak diperbincangkan. Karena adanya kasus tentang beberapa orang public figure yang mengidap penyakit ini.
Hingga saat ini data pendderita dari Ephitelial Ovarium Cancer (EOC) atau Kanker Ovarium Epitelial belum jelas. Memang sudah banyak wanita yang memerikasakan dirinya ke rumah sakit untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi tubuhnya. Namun di lain pihak, masih banyak juga wanita-wanita yang baru melakukan pemeriksaan setelah dalam keadaan stadium lanjut.
Membawa predikat sebagai universitas terbaik di Indonesia, membuat Universitas Indonesia memutar otak untuk mencari kunci permasalahn tersebut. Hingga akhirnya munculah sebuha disertasi yang diberi judul dengan “Hubungan Polimorfisme Gen Reppair XRCC3, Usia, Residu Tumor, Histopatologi, P53 dengan Prognosis Kanker Ovarium Epitelial Stadium Lancut Pascaoperasi dan Kemoterapi”.
Penelitian tersebut telah disiapkan dalam sebuah disertasi milik dr. Chamim Shobari Singoprawiro, SpOG(K). Hasil penelitannya ini disampaikan dalam sebuah sidang promosi doktoral di Auditorium IMERI-FKUI Lt. 3 pada tanggal 14 Juni lalu. Yang tepatnya beralamat di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Sidang promosi yang juga dihadiri oleh Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc ini juga berharap, disertasi tersebut dapat dijadikan sebagai terobosan. Guru besar dari universitas terbaik di Indonesia ini sangat berharap bahwa hasil disertasi tersbeut dapat dijadikan sebagai terobosan dalam perbaikan tata laksana pasien EOC.